Ubi Banggai Go-International Dengan Indikasi Geografis Dan Perlakuan Tradisional Komunalistik Masyarakat Adat

- Jurnalis

Jumat, 10 Juli 2020 - 10:26 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Ilham Potimbang (dok Pribadi)

YOGYAKARTA, KABAR BENGGAWI – Ubi Banggai (Dioscorea alata L ) atau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebut Uwi Banggai dalam bahasa Banggai biasa disebut Baku merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tananam semusim (berumur pendek) dengan susunan utama terdiri dari batang, ubi, dan daun. Tanaman uwi Banggai tumbuh menjalar keatas dengan menggunakan kayu penyangga dalam bahasa Banggai disebut Boloi.

Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) merupakan salah satu sentra produk Ubi jalar, tercatat ada 35 jenis varietas ubi jalar terdaftar di Kementrian Pertanian (Kemenpan) sebagai produk varietas tanaman milik kabupaten Bangkep. Dari tahun ketahun terus meningkat produktifitasnya hingga mencapai sekitar 697.48 ton.

BACA JUGA :  Empat Hari Pencarian, Anak Hilang Di Desa Bonebaru ditemukan Tak Bernyawa

Ilham Potimbang, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret yang meneliti terkait Indikasi Geografis (IG) Uwi Banggai Menjelaskan bahwa rendahnya hasil panen uwi Banggai dipengaruhi oleh nilai historis kebiasaan dan budaya perlakuan masyarakat adat setempat,

“Budaya penanaman yang sifatnya turun temurun dengan menggunakan simbolisasi adat masyarakat Banggai, uwi banggai ini bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, dan berbeda ketika uwi Banggai ini ditanam didaerah lain tanpa mengikuti instrumen penanaman masyarakat adat baik dari kualitas serta nilai kandungan yang terdapat didalam setiap jenis uwi Banggai ini. ” ujar Ilham

BACA JUGA :  Empat Hari Pencarian, Anak Hilang Di Desa Bonebaru ditemukan Tak Bernyawa

Lebih lanjut, kata Ilham, belajar dari daerah lain seperti daerah Sumedang yang mampu menembus pasar internasional hanya dengan perlakuan dan pemberdayaan produk umbi umbian yang kita kenal dengan nama ubi Cilembu hal ini dipengaruhi oleh perlindungan Indikasi Geografis tersebut.

“Bagaimana tidak dulu harga ubi Cilembu dipasaran Rp2.500/kg setelah mendapat perlindungan Indikasi Geografis menjadi Rp250.000/kg Yang saat ini tujuan ekspornya ke negara Jepang dan negara lain dieropa,” Jelasnya

Pertanyaannya untuk Bangkep yang memiliki 35 jenis varietas uwi ini harus diapakan, produk yang sejak zaman kerajaan sudah dijadikan makan pokok untuk menjamu para tamu kerajaan,

Follow WhatsApp Channel www.kabarbenggawi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Rekomendasi untuk Anda

Empat Hari Pencarian, Anak Hilang Di Desa Bonebaru ditemukan Tak Bernyawa
Usai Docking, Kapal Gandha Nusantara Segera Beroperasi Layani Labobo dan Bangkurung
Fix Tak Lolos PPPK Tahap I Akan Jadi PPPK Paruh Waktu
DPRD Tetapkan Sofyan Kaepa dan Ablit Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
KPU Banggai Laut Tetapkan Sofyan Kaepa dan Ablit H.Ilyas Pemenang Pilkda Tahun 2024
Bupati Sofyan Kukuhkan Empat Orang TPPD
Polres Bangkep Tangkap Pengedar Obat-obatan Ilegal Di Balut
Bupati Sofyan Serahkan Bantuan 50 Juta Pada Sanggar Seni Lipu Seleon
Berita ini 129 kali dibaca

Rekomendasi untuk Anda

Selasa, 4 Februari 2025 - 18:30 WITA

Empat Hari Pencarian, Anak Hilang Di Desa Bonebaru ditemukan Tak Bernyawa

Rabu, 29 Januari 2025 - 21:03 WITA

Usai Docking, Kapal Gandha Nusantara Segera Beroperasi Layani Labobo dan Bangkurung

Kamis, 23 Januari 2025 - 12:54 WITA

Fix Tak Lolos PPPK Tahap I Akan Jadi PPPK Paruh Waktu

Senin, 13 Januari 2025 - 11:27 WITA

DPRD Tetapkan Sofyan Kaepa dan Ablit Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

Kamis, 9 Januari 2025 - 10:55 WITA

KPU Banggai Laut Tetapkan Sofyan Kaepa dan Ablit H.Ilyas Pemenang Pilkda Tahun 2024

Berita Terbaru

Banggai Laut

Fix Tak Lolos PPPK Tahap I Akan Jadi PPPK Paruh Waktu

Kamis, 23 Jan 2025 - 12:54 WITA