Papan Informasi jalur evakuasi menggunakan bahasa Banggai (Foto: Purnomo Lamala/ KabarBenggawi)
BANGGAI, KABAR BENGGAWI – Upaya pelestarian bahasa Banggai patut menjadi perhatian semua pihak. Pasalnya hingga saat ini bahasa Banggai kian tergerus oleh zaman, penutur bahasa Banggai hanyasanya umur 40 tahun keatas. Tak pelak jika 30 tahun mendatang bahasa Banggai akan terancam punah. Satuan pendidikan harus didorong untuk memasukkan bahasa Banggai dalam sistem kurikulum pendidikan. Ahli Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banggai Laut, Hardan Mondika mengatakan, pokok-pokok pikiran kebudayaan yakni sebagai syarat pengembangan budaya yang ada di Banggai salah satunya bahasa. “Tidak akan berkembang suatu budaya jika tak punya pokok pikiran itu,” jelas Hardin.
Langkah-langkah yang akan ditempu untuk membumikan bahasa Banggai bakal diajukan masuk ke kurikulum melalui Dikpora agar masuk ke sekolah-sekolah. ” Muatan lokal sebagai mata pelajaran bahasa Banggai,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Langkah membumikan bahasa Banggai diakui Hardan pernah dilakukan di lingkungan Dinas Pariwisata, namun kendalannya minimnya kosakata. “Minimnya kosakata dan penuturnya kurang, akhirnya terjadi kevakuman,” ujarnya.
“Kita lemah dari sisi kosakata, dan bisa jadi bahasa Banggai akan punah,” imbuhnya.
Penyusunan literatur Banggai tengah dilakukan pihaknya saat ini dengan bekerja sama salah satu penyusun kamus bahasa Banggai. “Kamus tersebut bakal dibagikan ke sekolah-sekolah,” jelasnya.
Selain itu, Hardan juga menjelaskan mengenai aksara Banggai, Dia mencontohkan jika menulis baju (bokukum) menggunakan aksara Banggainya seperti apa. “Selama ini orang mengajar maupun menulis kamus bahasa Banggai hanya menggunakan aksara latin saja,” tuturnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya