Belajar Bersama Babasal Mombasa di RTH Teluk Lalong
BELAJAR BERSAMA: Yayasan Babasal Mombasa belajar bersama sejumlah pelajar dari Desa Awu dan Kelurahan Karaton, Kabupaten Banggai, Minggu (22/11). Proses belajar di luar ruangan ini bagian dari program Babasal Mombasa, yakni Sekolah Pelosok. [Foto: Babasal Mombasa]
Program Sekolah Pelosok edisi kedua yang dilaksanakan Babasal Mombasa, mengundang anak-anak dari Desa Awu dan sekitar Kelurahan Karaton.
Sekira 30 anak hadir hari ini, bermain dan belajar bersama kakak-kakak dari Babasal Mombasa.
“Saya sampai tidak tidur, karena ingat acara ini,” kata Sifa, anak kelas 3 SD dari Desa Awu.
Rupanya pengalaman berkunjung ke RTH sekaligus untuk bermain dan belajar membuat mereka antusias.
Keterbatasan tenaga dan dukungan finansial, membuat Babasal Mombasa melaksanakan kegiatan ini di RTH Teluk Lalong. Tempat pilihan pelaksanaan ini rupanya menarik bagi anak-anak.
“Kami senang. Anak-anak juga senang. Apalagi tahu akan bermain di kota,” kata Ebi, penanggung jawab dari Desa Awu.
Di edisi kedua, materi yang diajarkan adalah kombinasi antara permainan dan pengetahuan. Dibuka dengan gerak bersama dan permainan, materi dilanjutkan pengenalan covid-19 kepada anak-anak. Ama Achmad menyajikan materi ini dengan menyelipkan kuis di sela penjelasannya. Selanjutnya anak-anak diajak mendengarkan cerita dan materi tentang bahaya ketergantungan gawai. Materi dan cerita ini dibawakan oleh Dave Kristiadi Parealla. Siswa SMAN 1 kelas X ini, membawakan materi dengan santai dan memikat.
Peristiwa lucu terselip di setiap mata acara. Terutama saat kuis Mencari Indonesia. Anak-anak diminta menjawab lagu daerah yang diputar oleh tim. Nantinya yang bisa menjawab, akan unjuk jari dan berdiri di nama daerah dimaksud. Permainan ini, memakai media peta besar Indonesia. Mencari Indonesia adalah kuis menarik yang bertujuan mengajak anak-anak mengenal Indonesia, dimulai dari baju adat, letak wilayah, dan lagu daerah.
Sekira 4 jam kegiatan berlangsung, tiba waktunya untuk pulang dan bertemu minggu depan. “Minggu depan pemenang kuis akan mendapatkan hadiah. Jangan lupa minta izin ke orang tua untuk berkumpul lagi minggu depan,” tutup Buyung Makarao, kordinator program Sekolah Pelosok.
“Kami ingin menjangkau lokasi-lokasi di luar Luwuk, tetapi karena keterbatasan, keinginan untuk melaksanakan Sekolah Pelosok di tempat yang lebih jauh belum bisa terlaksana”, jelas, Ama Achmad.
Babasal Mombasa berharap, program ini bisa berkelanjutan, sehingga pengetahuan-pengetahuan yang bersifat pengembangan diri bisa diterima semua anak di wilayah mana pun di Kabupaten Banggai. Menurutnya, keinginan besar Babasal Mombasa untuk menjangkau desa-desa terjauh akan mustahil terlaksana jika tidak ada kerja sama atau dukungan dari pihak lain.
Gerakan ini masih sebatas swadaya di internal Babasal Mombasa. Karena itu, belum konsisten dilaksanakan, meski pembelajaran di luar ruang sangat dibutuhkan, terlebih di masa pandemi. (*)