Inilah Lima Prioritas Riset Nasional untuk Energi Baru Terbarukan

- Jurnalis

Selasa, 20 April 2021 - 21:37 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA , KABAR BENGGAWI – Sejumlah inovasi dan kesiapan teknologi dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan energi nasional sekaligus mengubah komposisi energi menjadi lebih condong kepada energi baru terbarukan (EBT). Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Riset Dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah mencanangkan beberapa kegiatan terkait EBT tersebut di dalam Prioritas Riset Nasional  Periode 2020-2024. “Tentunya target akhirnya adalah pada 2024, kita bisa mendapatkan peningkatan dari energi baru terbarukan di dalam energi mix nasional,” ujar Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro dalam keterangan persnya di Kantor Presiden, Selasa (20/04/2021), usai mengikuti Sidang Paripurna Dewan Energi Nasional (DEN) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dipaparkan Bambang, terdapat lima agenda utama terkait EBT yang dilakukan dalam Prioritas Riset Nasional 2020-2024. Pertama adalah bahan bakar nabati, dengan target dapat menghasilkan bahan bakar yang 100 persen berasal dari bahan baku kelapa sawit. “Saat ini dengan menggunakan katalis yang dikembangkan di ITB, kita sudah melakukan uji coba di kilang Pertamina, sehingga harapannya tidak lama lagi kita bisa masuk pada skala produksi, baik untuk diesel, bensin, maupun untuk avtur. Tujuan akhirnya adalah untuk bisa kita mengurangi impor dari BBM itu sendiri,” ungkap Kepala BRIN. Kedua adalah biogas, yang banyak dipakai terutama di perkebunan sawit. “Ini akan sangat menjadi alternatif terbaik untuk penyediaan listrik di tempat-tempat yang relatif terpencil. Saat ini teknologinya sudah dikembangkan di beberapa tempat, dan harapannya bisa dipakai secara luas,” papar Bambang. Selanjutnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil. Disebutkan Menristek, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kandungan panas bumi terbesar di dunia, namun pemanfaatannya belum maksimal. Hal tersebut disebabkan sangat mahalnya investasi yang dibutuhkan pada pembangkit berskala besar. “Karena itu kami mengembangkan PLTP skala kecil yang mudah-mudahan bisa dikembangkan di berbagai daerah yang punya kandungan panas bumi, sehingga listrik yang dihasilkan akan bermanfaat bagi daerah sekitarnya,” imbuhnya. Keempat adalah baterai listrik. Bambang mengungkapkan, selain baterai litium, pihaknya juga mengembangkan fast charging untuk keperluan kendaraan listrik serta teknologi battery swapping. “Dengan teknologi seperti itu, kita harapkan nantinya ketika kendaraan listrik mulai dipromosikan sebagai komitmen kita mengurangi emisi, maka teknologi itu sudah siap pakai dan bisa dikembangkan di Indonesia,” ujarnya. Kelima, pemerintah tetap menjaga pengembangan teknologi nuklir, untuk memastikan pemenuhan kebutuhan listrik saat ekonomi Indonesia semakin tumbuh di masa yang akan datang. “Untuk memastikan listrik memadai, tentunya kita pada satu sisi juga harus comply kepada yang namanya Paris Agreement atau green economy. Karenanya bagaimanapun kesiapan teknologi nuklir harus terus dijaga, terutama dari unsur keselamatannya, baik lokasi maupun teknologi yang menjamin keselamatan dari teknologi nuklir tersebut,” ujar Menristek. Ditambahkan Bambang, dalam kerangka Paris Agreement dan green economy yang diinginkan oleh Presiden Jokowi, pihaknya juga mengembangkan penelitian berbasis ekonomi sirkuler. Selama ini ekonomi bersifat linier di mana limbahnya tidak terurus dan menjadi beban. “Dengan ekonomi sirkuler, limbah yang muncul dari kegiatan ekonomi akan diolah kembali, bisa diolah menjadi bahan lainnya, tapi sebagian bisa menjadi energi,” imbuhnya. Oleh sebab itu, papar Bambang, teknologi pembangkit listrik berbasis sampah atau teknologi pengolahan sampah harus terus dikembangkan dengan memperhatikan berbagai jenis sampah yang ada di Indonesia. “Kita harapkan, kota-kota besar di Indonesia bisa segera menerapkan bahwa untuk pengolahan sampah, selain cara-cara yang tradisional, mereka harus mulai mengembangkan pembangkit listrik dengan berbasis sampah tersebut. Sehingga dengan satu aktivitas seperti ini, kita bisa mencapai dua tujuan, yaitu tujuan untuk kebersihan lingkungannya dan tujuan juga untuk penyediaan energi yang bersifat terbarukan,” pungkasnya. (DND/UN)

Follow WhatsApp Channel www.kabarbenggawi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Rekomendasi untuk Anda

Pemda Balut Dapat Bantuan 14,7 Miliar, Bangun Gedung dan Beli Alat CT scan di RSUD Balut
Labkesda Hampir Rampung : Bupati Sofyan Tahun Depan Bisa Digunakan
Unsur Pimpinan DPRD Hadiri Pernerbangan Perdana Susi Air di Bandara Maulana Prins Mandapar
Perdana, Bupati Sofyan Kaepa Terbang Bersama Susi Air
Hari ini Bupati Sofyan Launching Kapal Laut, Basok Launching Kapal Udara
Polres Bangkep Gencar Razia di Bulan Suci Ramadhan
Ketua DPRD Patwan Kuba Terima Aduan Anggota Pol-PP Yang Bakal Dirumahkan
Semangat Baru Para Kepala Daerah Usai Retret Magelang: “Kami Siap Bertarung untuk Kesejahteraan Rakyat”
Berita ini 6 kali dibaca

Rekomendasi untuk Anda

Selasa, 18 Maret 2025 - 15:40 WITA

Pemda Balut Dapat Bantuan 14,7 Miliar, Bangun Gedung dan Beli Alat CT scan di RSUD Balut

Senin, 17 Maret 2025 - 18:03 WITA

Labkesda Hampir Rampung : Bupati Sofyan Tahun Depan Bisa Digunakan

Senin, 10 Maret 2025 - 16:41 WITA

Unsur Pimpinan DPRD Hadiri Pernerbangan Perdana Susi Air di Bandara Maulana Prins Mandapar

Senin, 10 Maret 2025 - 15:30 WITA

Perdana, Bupati Sofyan Kaepa Terbang Bersama Susi Air

Minggu, 9 Maret 2025 - 12:42 WITA

Hari ini Bupati Sofyan Launching Kapal Laut, Basok Launching Kapal Udara

Berita Terbaru

Advertorial

Labkesda Hampir Rampung : Bupati Sofyan Tahun Depan Bisa Digunakan

Senin, 17 Mar 2025 - 18:03 WITA

Advertorial

Perdana, Bupati Sofyan Kaepa Terbang Bersama Susi Air

Senin, 10 Mar 2025 - 15:30 WITA