Oleh : Purnomo Lamala
KIBANG KIBUT situasi perekonomian makro di tengah gejolaknya perang Ukraina – Rusia ditambah pasca hantaman pagebluk COVID-19 dan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika membuat International Monetary Fund atau IMF meramalkan ada sekitar 60 negara yang diperkirakan akan ambruk ekonominya, 42 diantaranya dipastikan sudah menuju bangkrut.
Demikan pun Indonesia pasti terkena badai ekonomi seperti ancaman krisis ketahanan pangan, energi dan stabilitas keuangan.
Namun demikian pada saat yang sama, kesejahteraan masyarakat tetap harus diupayakan. Nah ketika hantaman ekonomi itu datang, dari mana lagi Pemerintah mencari untuk menangani kebutuhan masyarakat. Jawabannya adalah kembali ke Kearifan lokal setiap daerah.
Kearifan lokal terus menjadi kajian para ahli ekonomi di Indonesia, begitu pula Presiden Joko Widodo meminta para kepala daerah untuk menerapkan di setiap daerahnya. Namun perlu dicatat sebelum Presiden Jokowi menggalakan Kearifan Lokal, ada Kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi Tengah telah lebih dulu membawah itu dalam pembangunanya yakni Kabupaten Banggai Laut.
Karena itu pula patut dipuji kebijakan Pemerintah Banggai Laut di bawah kendali Bupati Sofyan Kaepa yang rajin memoles dan memasarkan potensi kearifan lokal di Kabupaten ini. Kedepan nantinya. Kearifan lokal, budaya dan pariwisata tetap akan menjadi penyuplai devisa bagi daerah yang sumber daya alamnya mulai tergerus.
Di lain sisi, saat ini Kabupaten Banggai Laut sedang sumringah karena menjadi perhatian tersendiri untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah pasalnya daerah ini tengah digodok menjadi salah satu daerah penompang Ibu Kota Nusantara (IKN) di bidang kelautan.
Halaman : 1 2 Selanjutnya