JAKARTA, KABAR BENGGAWI – Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menemui Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dalam rangka membahas percepatan ekspor durian Sulawesi Tengah ke Tiongkok. Bertempat, di Kantor Menko Marves. Senin, 22 Juli 2024.
Diketahui, Negeri Tirai Bambu (Tiongkok) menjadi peminat nomor satu durian Negeri Seribu Megalit Sulawesi Tengah.
Berdasarkan data Badan Karantina per Mei 2024, volume ekspor durian Sulteng ke Tiongkok bernilai lebih kurang Rp 600 miliar, berupa 5.724 Ton durian beku atau setara 17.172 Ton buah durian.
“Kami melihat potensi yang besar di pasar Tiongkok apalagi orang Tiongkok sangat suka makan durian”, ujar Gubernur Rusdy Mastura mengeksposnya di depan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Gubernur juga memaparkan, jumlah pohon durian di Sulteng per tahun 2022 tercatat lebih dari 3 (tiga) juta pohon dengan luas areal tanam lebih dari 30 ribu hektar.
Dengan estimasi tanaman yang menghasilkan durian lanjutnya sebanyak 979 ribu pohon sementara yang belum menghasilkan sebanyak 1,9 juta pohon dan tanaman baru sebanyak 164 ribu.
Dari 12 kabupaten di Sulteng sebut gubernur ke Menko Marves, ada 6 (enam) yang sangat potensial sebagai produsen durian yakni Parigi Moutong, Poso, Toli-Toli, Sigi, Morowali Utara dan Banggai.
Varietas Montong menduduki rangking pertama, dibandingkan beberapa varietas yang juga ditanam petani seperti ; Musangking, Tembaga Super, Matahari dan Raja.
“Kami berharap dukungan pemerintah untuk mempercepat ekspor durian Sulawesi Tengah yang berkualitas unggul dan sangat tinggi permintaannya dari Tiongkok”, harapnya.
Untuk mewujudkan percepatan ekspor ke Tiongkok maka Menko Luhut meminta Sulteng wajib memenuhi protokol ekspor durian yang dipersyaratkan yakni Good Agricultural Practices (GAP), Packing House (PH) dan sarana pelabuhan ekspor.
Dikatakanya juga, terkait luas lahan yang teregistrasi GAP telah mencapai 1.634,29 hektar. Namun, dari jumlah ini, baru seluas 260,95 hektar untuk ditanami durian dengan jumlah petani yang telah mendapatkan nomor GAP sebanyak 133 orang.
“Sulteng mesti menambah 3 PH baru agar genap memiliki total 10 PH dari awalnya hanya 7 untuk optimalnya percepatan ekspor durian”, ujar Luhut
Dari sarana pelabuhan pendukung, Pantoloan dinilai sangat layak dan mampu melakukan ekspor langsung ke Tiongkok dengan perkiraan waktu tempuh 7 sampai 9 hari, dengan jalur distribusi Pantoloan-Bitung-Tiongkok.
“Jalur terbaru ini diyakini mampu memangkas jalur lama yang memakan waktu sampai 42 hari”, jelas Menko Marves
Lewat pertemuan ini, diharapkan jadi titik lompatan Sulteng menjadi raja eksportir durian ke Tiongkok dan mancanegara, yang pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian daerah, kesejahteraan petani durian dan memperkuat Sulteng sebagai kawasan penyangga IKN.