Kota Lama – Kota Modern
Rumah Jogugu yang di Jadikan Kantor Dinas Pariwisata [Foto:Purnomo Lamala/Kabar Benggawi]
BALUT, KABAR BENGGAWI – Banggai tempo doeloe sarat kenangan yang mampu menguras emosi. Jejak-jejak sejarah seakan memproklamirkan jati diri kota kecil itu bahwa di sana pernah ada sebuah kerajaan yang berdaulat dan disegani negeri-negeri tetangga.
Mulai dari istana keraton, bekas rumah-rumah bangsawan, gedung sekolah tua hingga keunikan budaya semuanya berpadu dalam tatanan kehidupan adat yang luhur dan harmonis.
Sayangnya itu semua kini sudah hampir punah. Kota lama Banggai perlahan tersulap menjadi kota modern.
Sejumlah bangunan kuno sudah dirobohkan atau roboh dengan sendirinya termakan usia maupun bencana. Sebagian lagi sudah terganti dengan gedung-gedung berarsitektur modern.
Sebut saja Kamali Pende. Rumah antik bekas kediaman raja Awaluddin itu kini telah hilang jejaknya. Jangankan rumahnya, bekas puing-puing runtuhannya pun tak lagi bisa dijumpai.
Ada juga bekas rumah Jogugu yang kini jadi kantor dinas pariwisata.
Entah kurang peka atau memang tak peduli, bukan hanya beralih fungsi, bangunan itupun kini sudah mulai berganti bentuk. Sejumlah proyek rehabilitasi kantor yang tak mengacu model aslinya, perlahan tapi pasti mulai menghilangkan citra ke-Banggai-annya.
Kini yang tersisa tinggal istana keraton. Itupun terbantu karena intervensi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
“Sulit juga kalau berharap bantuan pemda. Dinas terkait katanya tak bisa intervensi anggaran karena alasan regulasi,” terang Mukhlis, Juru Pelihara BPCB.
Semua terpulang pada warga adat Banggai sendiri. Pemda Balut, para pemangku dan warga adat harus segera duduk bersama.
Sudah saatnya kepekaan dan rasa peduli digemakan, jika tidak kota lama ini akan hilang bersama tumpukan kenangan usang. (SBT)