Perempuan Penyapu Halaman [2]

Avatar

- Jurnalis

Senin, 15 Maret 2021 - 22:46 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Pepih Nugraha

Dinihari yang sepi masih memeluk pedesaan, menyisakan embun. Di satu sudut wilayah yang didominasi pohon bambu itu, Hamdani menggunakan sarung yang meililit tubuhnya untuk membasuh wajah Sofiah yang berdebu. Bau pesing dan kotoran meruap, menyiksa penciumannya. Ia tak peduli. Pun Hamdani membersihkan kotoran itu selagi ia bisa dengan peralatan yang seadanya.

Sofiah terus bersenandung lagu pengharapan yang sering dinyanyikannya pada masa lalu. Hamdani hapal betul syair dan nada lagu “Aku Cinta Padamu” yang dinyanyikan Jamal Mirdad itu, lagu lama yang entah kenapa Sofiah menyukainya.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Bernyanyilah sesukamu, sementara aku membersihkanmu, Teh Sofi,” bisik Hamdani di telinga perempuan itu. Tercium bau busuk kotoran telinga yang tak pernah dibersihkan.

“diriku musafir lalu, lama hatiku beku
‘kan kusebar berita ini, aku cinta padamu…..”

Sofiah terus menyanyi berulang-ulang, kadang Hamdani ikut bersenandung mengiringi. Biasanya Sofiah tertawa lebih keras, memecah keheningan malam. Tetapi siapa peduli dengan suara yang sudah dianggap biasa itu, layaknya suara jangkrik, kodok dan burung hantu.

Di sisi lain, Tosari dan keluarga yang menghuni rumah itu tidak pernah peduli dengan nyanyian anaknya di halaman belakang, yang kedua kakinya terpasung pada sebuah balok besar. Mereka merasa sudah memperlakukan Sofiah dengan semestinya, sebagaimana adat dan adab yang berlaku di desa itu.

Dengan cara memasung kaki, persoalan besar dan aib keluarga setidaknya tidak tercoreng dengan kemungkinan berkeliarannya Sofiah di jalan. Bahkan menyapu halaman pada dinihari pun sudah dianggap aib keluarga, yaitu keluarga Tosari yang dianggap memelihara orang sakit jiwa.

Memasung kaki adalah jalan terbaik, yang sering ditempuh oleh penduduk pedasaan itu saat mendapati anggota keluarganya menderita sakit ingatan.

Keesokan harinya Tosari kaget mendapatkan keadaan anak perempuan satu-satunya sudah tampak bersih. Wajahnya tidak lagi kotor dan berdebu, tetapi sudah lebih bercahaya. Pun yang membuat Tosari terheran-heran, bau pesing sudah tida tercium dan kotoran manusia sudah lenyap pula.

Demikian hari-hari selalu berulang. Setiap pagi Tosari mendapatkan anaknya sudah dalam keadaan bersih dengan wajah bercahaya. Bahkan pernah tercium bau bedak dan parfum yang membuat Sofiah menjadi harum. Petani itu masih menganggap hal itu sebagai sebuah keajaiban sebelum datangnya sebuah kepastian.

Kepastian itu datang pada suatu pagi, yang membuyarkan alam primitif Tosari yang selama ini menguasai pikirannya.

“Mohon maaf atas kelancanganku, Pak,” kata seorang pemuda yang muncul dari balik punggung Tosari. “Akulah yang membersihkan anak Bapak setiap malam.”

Tosari menoleh ke belakang, ke arah datangnya sumber suara. Ia cukup mengenali wajah pemuda itu, tersebab seringnya ia memergoki anaknya sedang berdua dengan pemuda itu pada masa lalu, jauh sebelum Sofiah pergi ke kota. Atas kelancangannya itu, Hamdani sudah siap-siap menerima kemarahan Tosari.

Follow WhatsApp Channel www.kabarbenggawi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Rekomendasi untuk Anda

FTBM Banggai Laut: Membumikan Literasi di Banggai “Tano Monondok”
Forum Taman Bacaan Masyarakat : Hadirkan Rangkaian Kegiatan Literasi di Banggai Laut
Candu Jawaban | CERPEN
Manifestasi Rindu | Puisi
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [20]
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [19]
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [18]
CERPEN | Perempuan Penyapu Halaman [17]
Berita ini 0 kali dibaca

Rekomendasi untuk Anda

Rabu, 11 Oktober 2023 - 17:46 WITA

FTBM Banggai Laut: Membumikan Literasi di Banggai “Tano Monondok”

Kamis, 17 Agustus 2023 - 11:51 WITA

Forum Taman Bacaan Masyarakat : Hadirkan Rangkaian Kegiatan Literasi di Banggai Laut

Kamis, 15 September 2022 - 10:47 WITA

Candu Jawaban | CERPEN

Rabu, 14 September 2022 - 21:30 WITA

Manifestasi Rindu | Puisi

Rabu, 7 April 2021 - 22:00 WITA

CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [20]

Berita Terbaru