CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [20]

- Jurnalis

Rabu, 7 April 2021 - 22:00 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Pepih Nugraha

BARU hari pasar kali ini Hamdani tidak berjualan. Bukan apa-apa, sarang lebah yang seharusnya ia ambil sehari sebelum hari pasar tiba-tiba sudah lenyap dari pohon, padahal seminggu sebelumnya ia menandai pohon besar itu. Memang, saat itu belum waktunya sarang lebah itu diambil karena kandungan madu di dalamnya belum cukup.

Aneh, pikirnya, seharusnya sarang lebah itu ada di pohon. Siapa yang berani-berani mengambilnya? Sebangsa dadali atau beruang madu yang biasa hidup di pepohonankah yang mendahuluinya? Tetapi, apa iya di hutan ini hidup jenis beruang madu, yang meski berukuran kecil tetapi kukunya sangat panjang dan tajam itu.

Hamdani malah berharap yang mengambil sarang lebah berisi madu itu manusia, sebangsanya sendiri, bukan beruang madu yang bisa mengancam nyawanya saat beradu cepat mendapatkan sarang lebah. Kalau manusia, tidak mungkin berkelahi sampai mati hanya untuk berebut sarang madu.

Aturan di Malausma mengatakan, siapa saja boleh mengambil isi hutan seperti madu, jamur, bunga anggrek, pisitan, ceremai, belimbing, dawolo atau rebung, asal tidak menebang pohon. Aturannya adalah, siapa cepat dia dapat. Namun tetap saja lenyapnya sarang lebah yang sudah ditandai itu menyisakan tanya di kepala Hamdani.

Gagal pergi ke pasar karena tidak ada yang bisa ia jual, Hamdani menggunakan waktunya untuk merenung, sesekali mengajak Sofiah berbicara. Baginya, upaya memandikan Sofiah setiap dinihari sepanjang mereka berdua berada di dangau itu adalah sebuah usaha, yang dalam pandangannya telah membuahkan hasil, setidaknya begitulah yang ia amati dan rasakan.

Amatan pertama, beberapa kali Sofiah menolak mandi berendam di lubuk sungai berair jernih itu secara telanjang bulat sebagaimana biasanya. Ia menggunakan kain saat berendam, kemudian kain itu perlahan-lahan ia buka setelah berada di dalam air. Biasanya, tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya, Sofiah sudah terjun ke dalam lubuk dengan ringkikannya.

Kini ringkikannya itu telah berkurang.

Amatan kedua, Sofiah sesekali terdiam. Tepatnya berdiam diri. Prilaku yang selama ini jarang terjadi. Biasanya kalau sedang tersadar, ia selalu bergumam tidak jelas, apa saja ia ceritakan. Beberapa nama kerap ia sebut, khususnya nama-nama pria. Berulang-ulang nama-nama itu ia sebut dalam gumamannya.

Kalaupun tidak bergumam, ia biasa nembang, nyanyi dangdut koplo kesukaan, lengkap dengan goyangannya. Sofiah bisa berjoget berjam-jam sebelum akhirnya kelelahan sendiri. Lalu berteriak lagi. Menggerutu lagi. Mengumpat lagi. Demikian seterusnya.

Dengan buku catatan pemberian mahasiswi psikologi itu, Hamdani kini bisa mencatat setiap perubahan yang terjadi, khususnya saat ia menemukan –setidaknya merasakan- perkembangan yang mengarah ke perbaikan keadaan Sofiah. Hamdani menulis detail perkembangannya, bahkan juga kemundurannya jika itu terjadi.

Selain menulis harapannya, sesekali ia menulis kegundahannya, keresahannya, keputusasaannya, apapun yang ia pikirkan dan rasakan. Hamdani berterima kasih kepada Dianti, si mahasiswi psikologi itu, sebab dengan buku catatan pemberiannya itu, ia menemukan jalan pelarian dari kesuntukkannya dalam melakoni rutinitas kehidupannya. Di dangau itu.

“Sampai kapan akan kujalini kehidupan seperti ini,” demikian Hamdani menulis. “Seluruh kemampuan telah kukerahkan, segenap keberanian telah kutunjukkan, semua kesetiaan telah kuberikan. Benar bahwa belum seluruh kesabaran kuhabiskan, tetapi entah sampai kapan? Kalau bukan karena rasa itu, hanya lelaki kurang waras saja yang tetap melanjutkan petualangan ini…”

Saat ia sedang menulis catatannya kira-kira sehabis ashar, dari kejauhan seorang perempuan nampak menuju dangau. Hamdani pastikan perempuan itu sedang menuju ke arahnya. Sementara Sofiah masih nembang selepas duhur tadi, tembang yang berulang-ulang ia nyanyikan….

aya hiji rupa sato leutik
engkang-enkang sok luluncatan di cai
ari wangunna rek sarupa jeung lancah.

Hamdani pikir, perempuan yang sedang menuju ke arahnya itu adalah Dianti, mahasiswi yang pernah datang mengajaknya berbicara, lalu memberikan catatan untuk ia tulis sehabis wawancara dilakukan.

Ah, tidak mungkin jelang sore ini dia datang kemari, pikirnya, sudah terlalu malam untuk pulangnya nanti. Segera ia mengenal langkah dan lagak perempuan itu berjalan.

Rodiah.

Sesaat kemudian ingatan Hamdani melayang pada peristiwa ijab kabul pernikahannya dengan Sofiah di sebuah masjid di mana pernikahan itu tidak bisa disahkan oleh negara. Perempuan itulah yang menyeruak kerumuman, berteriak, mengarahkan telunjuknya, kemudian melabrak Hamdani di tengah keramaian.

“Kau tentu kaget atas kedatanganku ini, bukan?” kata Rodiah setelah jarak yang memisahkan mereka tinggal tiga hasta saja. “Jangan khawatir, aku tidak akan melabrakmu lagi, juga Sofiahmu itu,” sambungnya seraya menunjuk perempuan yang sedang menembang.

“Apakah masih tentang persoalan yang dulu kau jauh-jauh datang kemari, Diah? Hari sudah jelang petang, bagaimana kau nanti pulang?”

Follow WhatsApp Channel www.kabarbenggawi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Rekomendasi untuk Anda

FTBM Banggai Laut: Membumikan Literasi di Banggai “Tano Monondok”
Forum Taman Bacaan Masyarakat : Hadirkan Rangkaian Kegiatan Literasi di Banggai Laut
Candu Jawaban | CERPEN
Manifestasi Rindu | Puisi
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [19]
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [18]
CERPEN | Perempuan Penyapu Halaman [17]
CERPEN | Perempuan Penyapu Halaman [16]
Berita ini 16 kali dibaca

Rekomendasi untuk Anda

Rabu, 11 Oktober 2023 - 17:46 WITA

FTBM Banggai Laut: Membumikan Literasi di Banggai “Tano Monondok”

Kamis, 17 Agustus 2023 - 11:51 WITA

Forum Taman Bacaan Masyarakat : Hadirkan Rangkaian Kegiatan Literasi di Banggai Laut

Kamis, 15 September 2022 - 10:47 WITA

Candu Jawaban | CERPEN

Rabu, 14 September 2022 - 21:30 WITA

Manifestasi Rindu | Puisi

Rabu, 7 April 2021 - 22:00 WITA

CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [20]

Berita Terbaru

Banggai Laut

Bupati Sofyan Kaepa Resmikan Gedung SMP N 1 Banggai

Kamis, 13 Feb 2025 - 13:25 WITA

Banggai Laut

Fix Tak Lolos PPPK Tahap I Akan Jadi PPPK Paruh Waktu

Kamis, 23 Jan 2025 - 12:54 WITA