Perempuan Penyapu Halaman [3]

- Jurnalis

Selasa, 16 Maret 2021 - 21:13 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sofiah tertawa lepas cekikikan. Menerbitkan lucu, sekaligus pilu.

Rencana pernikahan Hamdani dengan Sofiah bukan hanya menggegerkan seisi kampung, melainkan kampung tetangga pula. Ada juruwarta yang mendadak datang ke kampung itu, bertanya ini-itu kepada Hamdani maupun kepada Tosari. Mungkin ini peristiwa menarik; pemuda waras menikahi perempuan sinting!

Tidak lama kemudian gambar Sofiah sudah termuat di koran-koran. Seorang mahasiswi psikologi yang sedang melaksanakan kuliah kerja nyata di kampung seberang, tertarik mendalami sisi kejiwaan si pengantin pria, toh sakit jiwanya si pengantin wanita urusan psikiater. Ia pun datang ke desa itu.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hari yang ditentukan segera tiba.

Lebe yang biasa menikahkan pasangan pengantin dari KUA semula tidak akan hadir, sebab menurut aturan yang berlaku, pernikahan hanya bisa dilangsungkan antara pengantin pria waras dengan pengantin wanita waras, tidak bisa menikahkan pasangan pengantin tidak waras atau salah satunya tidak waras. Tersebab, hukum sahnya pernikahan adalah ijab kabul, selain tentu saja para wali dan saksi.

Karena tidak mau menanggung aib, Tosari pun menolak menjadi wali nikah.

Tidak ada rencana pernikahan sebelumnya di desa itu yang menjadi perbincangan hangat penduduk selain Suwirya, juragan beras di kampung itu yang menikah lagi dengan istri ketujuhnya. Diperkirakan, ratusan orang bakal berdatangan ke Masjid Al-Kautsar, tempat bakal dilangsungkannya pernikahan yang mereka anggap ganjil bahkan ajaib.

Lebe semula menolak hadir untuk menikahkan pengantin karena pihak KUA pasti menyalahkannya. Akan tetapi, semua orang desa itu tahu, ini masalah kemanusiaan, bukan semata-mata urusan negara.

Ada seorang pemuda yang ingin menyembuhkan penyakit jiwa perempuan desa tetangganya, yang pada masa remaja dulu menjadi teman sepermainannya. Mereka, orang-orang yang bakal menyesaki halaman masjid itu tidak pernah tahu adanya percintaan yang sedemikian dahsyat antara pasangan pengantin, percintaan Hamdani-Sofiah yang melebihi Sampek Eng Tay atau bahkan Romeo dan Juliet.

Mereka, orang-orang itu, tidak pernah tahu peristiwa di sebuah dangau beberapa tahun silam tatkala Hamdani dan Sofiah terperangkap hujan sehabis mencari kayu bakar, sepi, kedinginan, mencekam, syahdu dan kemudian terjadilah peristiwa pertama itu…

Pagi itu, selepas Hamdani dengan bantuan tetangganya yang bersimpati melepas kedua kaki Sofiah dari pasungan, Sofiah kemudian didandani sedemikian rupa sehingga pantas untuk sebuah pernikahan. Kebaya putih dengan kain Sidomukti melilit tubuh ramping Sofiah.

Rambutnya yang pirang kecoklatan karena sisa-sisa cat rambut masa lalu terbelah dua, terjuntai di dada kiri dan kanannya. Bedak tipis menyaput wajahnya yang tetap saja polos tanpa ekspresi. Sesekali Sofiah bergumam tidak jelas, mengumpat sejumlah nama, setelah itu bernyanyi kembali.

Hamdani tidak bisa jauh-jauh dari Sofiah, karena itu tanggung jawabnya sebagaimana perjanjian dengan Tosari. Alih-alih menjadi saksi pernikahan anaknya, Tosari malah pergi ke kota kecamatan dengan alasan ada urusan.

Pagi ini Hamdani membawa Sofiah ke Masjid Al-Kautsar diiringi tetangganya yang sekadar ingin tahu. Gelak tawa dan canda terdengar dari iring-iringan itu, yang mereka anggap peristiwa ini sebagai hiburan gratis. Mana ada orang waras menikah dengan orang gila.

Hamdani terus mendampingi Sofiah berjalan menuju Masjid tempat Lebe Udin dari KUA sudah menanti.

Pada sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Sofiah bergumam, mengumpat, tertawa, bernyanyi lalu sesekali berjoget erotis, yang semuanya mengundang tawa para pengiring.

“Kau aman di sampingku, Teh Sofi,” bisik Hamdani menenangkan.

Lalu Sofiah menari erotis lagi.

(Bersambung)

Pepih Nugraha

Follow WhatsApp Channel www.kabarbenggawi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Rekomendasi untuk Anda

FTBM Banggai Laut: Membumikan Literasi di Banggai “Tano Monondok”
Forum Taman Bacaan Masyarakat : Hadirkan Rangkaian Kegiatan Literasi di Banggai Laut
Candu Jawaban | CERPEN
Manifestasi Rindu | Puisi
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [20]
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [19]
CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [18]
CERPEN | Perempuan Penyapu Halaman [17]
Berita ini 37 kali dibaca

Rekomendasi untuk Anda

Rabu, 11 Oktober 2023 - 17:46 WITA

FTBM Banggai Laut: Membumikan Literasi di Banggai “Tano Monondok”

Kamis, 17 Agustus 2023 - 11:51 WITA

Forum Taman Bacaan Masyarakat : Hadirkan Rangkaian Kegiatan Literasi di Banggai Laut

Kamis, 15 September 2022 - 10:47 WITA

Candu Jawaban | CERPEN

Rabu, 14 September 2022 - 21:30 WITA

Manifestasi Rindu | Puisi

Rabu, 7 April 2021 - 22:00 WITA

CERPEN : Perempuan Penyapu Halaman [20]

Berita Terbaru

Banggai Laut

Kerja Nyata Bupati Sofyan, 9 Desa Dapat Bantuan PLTS

Kamis, 17 Apr 2025 - 18:33 WITA

Banggai Laut

Bupati Sofyan Bakal Rotasi Pejabat, Eselon II Bakal Banyak di isi PLT

Sabtu, 12 Apr 2025 - 10:41 WITA